Dalam peta sepak bola Indonesia, nama Alwi Slamat bukanlah sosok asing. Gelandang serba bisa asal Tulehu ini telah malang melintang di sejumlah klub Liga 1 dan dikenal sebagai pemain yang tangguh, cerdas, dan pekerja keras. Kini, ia memilih untuk kembali ke akar, memperkuat Malut United, klub yang mewakili semangat dan harapan masyarakat Maluku Utara. Keputusan Alwi bukan sekadar tentang sepak bola, tetapi juga soal pengabdian, identitas, dan membangun warisan di tanah kelahirannya.
Jejak Karier yang Panjang
Alwi Slamat lahir pada 16 Desember 1998 di Tulehu, sebuah desa yang dikenal sebagai "pabrik pesepak bola" di Indonesia. Bakatnya di dunia sepak bola sudah terlihat sejak usia muda. Ia tumbuh di lingkungan yang kental dengan budaya sepak bola, dan sejak dini mengasah kemampuannya bersama para pemain berbakat dari kawasan timur Indonesia.
Karier profesionalnya dimulai di PS TNI (TIRA-Persikabo) sebelum kemudian ia mencatatkan namanya di Persebaya Surabaya, salah satu klub besar Indonesia. Di Persebaya, Alwi bermain selama beberapa musim dan menunjukkan kualitasnya sebagai gelandang bertahan dan bek kanan yang andal. Ia dikenal sebagai pemain yang selalu tampil maksimal, tak kenal lelah, dan mampu menjalankan berbagai peran di lapangan.
Kematangan permainan Alwi tidak lepas dari pengalamannya bersaing di level tertinggi Liga 1. Ia pernah bermain dalam laga-laga penting, menghadapi lawan-lawan kuat, dan tampil konsisten dalam tekanan tinggi. Semua pengalaman itu kini ia bawa pulang ke Maluku Utara, ke klub yang tengah membangun kekuatannya dari wilayah timur: Malut United.
Kepulangan yang Penuh Arti
Ketika Alwi memutuskan bergabung dengan Malut United, banyak yang melihatnya sebagai “kepulangan” yang sangat simbolik. Sebagai putra daerah, ia bukan hanya datang untuk bermain, tetapi juga untuk memimpin, memberi contoh, dan mengangkat nama daerah di pentas sepak bola nasional.
Malut United saat ini sedang membangun tim yang kompetitif dengan visi jangka panjang: menjadi klub besar yang berbasis di timur Indonesia. Kehadiran Alwi menjadi bukti keseriusan proyek tersebut. Ia adalah figur yang dibutuhkan—berpengalaman, punya jiwa pemimpin, dan sangat memahami kultur lokal.
Bagi Alwi sendiri, membela Malut United adalah bentuk tanggung jawab terhadap kampung halamannya. Ia ingin menjadi bagian dari sejarah, menjadi pemain yang bukan hanya bermain untuk menang, tetapi juga untuk membangkitkan semangat dan harapan masyarakat Maluku Utara terhadap sepak bola.
Peran Krusial di Lapangan
Di dalam skuad Malut United, Alwi Slamat memainkan peran vital. Ia beroperasi di lini tengah, mengatur ritme permainan, menjadi jangkar pertahanan, dan kerap menjadi penyeimbang saat tim dalam tekanan. Keahliannya dalam membaca permainan dan mengatur posisi membuatnya tak tergantikan.
Selain sebagai gelandang bertahan, Alwi juga piawai bermain sebagai bek sayap atau bahkan gelandang serang bila dibutuhkan. Fleksibilitas inilah yang menjadikannya aset berharga bagi tim. Ia selalu siap menjalankan instruksi pelatih dan menyesuaikan peran sesuai kebutuhan pertandingan.
Lebih dari itu, Alwi juga menjadi pemimpin informal di lapangan. Ia tak segan memberi arahan, menyemangati rekan-rekan muda, dan menjadi contoh dalam hal etos kerja serta profesionalisme.
Sosok Panutan di Luar Lapangan
Kepemimpinan Alwi tidak berhenti saat peluit akhir dibunyikan. Di luar lapangan, ia dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, religius, dan memiliki kepedulian sosial tinggi. Ia sering terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda di Maluku Utara.
Sebagai pemain yang berasal dari wilayah timur, Alwi paham betul tantangan yang dihadapi anak-anak muda di daerah—minimnya fasilitas, akses pelatihan terbatas, dan jarak dari pusat perhatian nasional. Ia berharap kehadirannya di Malut United dapat memotivasi para talenta muda bahwa mereka juga bisa sukses dan berkontribusi untuk daerahnya.

Masa Depan Bersama Malut United
Dengan usia yang masih berada dalam masa emas sebagai pesepak bola, Alwi Slamat punya potensi untuk menjadi tulang punggung Malut United dalam beberapa musim ke depan. Klub pun tampaknya menjadikan Alwi sebagai bagian dari kerangka jangka panjang, baik sebagai pemain inti maupun sebagai pemimpin ruang ganti.
Malut United bukan sekadar klub untuk Alwi, tapi juga rumah. Ia berada di tempat yang tepat untuk membangun warisan, membantu tim naik kasta ke Liga 1, dan meninggalkan jejak yang berarti bagi perkembangan sepak bola Maluku Utara.
Penutup
Alwi Slamat adalah representasi nyata dari pesepak bola yang tidak melupakan asal-usulnya. Di saat banyak pemain memilih bermain untuk klub-klub mapan, Alwi justru memilih pulang untuk membangun. Di Malut United, ia tak hanya menjadi pemain inti, tapi juga simbol semangat, pengorbanan, dan harapan.
Dengan pengalaman, kualitas, dan cinta pada daerahnya, Alwi bukan hanya sedang meniti karier—ia sedang menciptakan sejarah. Malut United punya sosok pemimpin sejati di lini tengah mereka, dan masyarakat Maluku Utara punya alasan untuk kembali bermimpi besar dalam sepak bola.