Dalam dunia sepak bola, ada pemain yang dikenal lewat statistik, ada pula yang dihormati karena jiwa kepemimpinannya. Manahati Lestusen termasuk dalam kategori kedua—seorang pemimpin sejati di lapangan, dengan karakter kuat dan pengalaman panjang. Kini, ia memilih pulang ke tanah kelahiran, memperkuat Malut United, dan menjadi bagian penting dari kebangkitan sepak bola Maluku Utara.
Awal Karier dan Pengalaman Internasional
Manahati Lestusen lahir di Liang, Ambon, Maluku, pada 17 Desember 1993. Karier sepak bolanya dimulai sejak usia muda dan mengalami lonjakan besar ketika ia bergabung dengan akademi SAD Indonesia di Uruguay—program pengiriman pemain muda Indonesia ke Amerika Selatan. Dari sana, ia melanjutkan petualangannya ke klub luar negeri seperti CS Vise di Belgia sebelum kembali ke tanah air.
Namanya mencuat saat memperkuat Persebaya DU (Bhayangkara FC), kemudian bertransformasi sebagai pemain kunci di klub TIRA-Persikabo selama beberapa musim. Di klub itu, ia dikenal sebagai bek tangguh dengan kemampuan membaca permainan dan ketenangan dalam situasi tekanan. Selain sebagai bek tengah, ia juga mampu bermain sebagai gelandang bertahan, memperlihatkan fleksibilitas dan kecerdasannya dalam bermain.
Tak hanya di level klub, Manahati juga berpengalaman membela Timnas Indonesia dari level U-19 hingga senior. Ia termasuk dalam skuad Timnas U-23 di ajang SEA Games, dan sempat menjadi kapten tim nasional di beberapa pertandingan. Kepemimpinannya di lapangan selalu menjadi nilai tambah, bahkan ketika ia tak mengenakan ban kapten.
Pulang Kampung: Bergabung dengan Malut United
Pada 2024, sebuah keputusan mengejutkan sekaligus menginspirasi datang dari Manahati: ia resmi bergabung dengan Malut United, klub yang tengah tumbuh sebagai kekuatan baru di Indonesia. Banyak yang mengira ia akan tetap bermain di klub-klub mapan Liga 1, namun Manahati justru memilih pulang ke kawasan timur Indonesia—ke tanah leluhurnya.
Bagi Manahati, ini bukan sekadar kepindahan klub. Ini adalah misi. Ia ingin memberi dampak langsung bagi sepak bola di tanah kelahirannya. Malut United menjadi wadah yang tepat, dengan visi membangun fondasi kuat dari wilayah timur dan membuka peluang bagi talenta lokal.
Sejak kedatangannya, Manahati langsung menjadi figur sentral. Bukan hanya dari sisi permainan, tapi juga dalam membentuk kultur tim. Ia membawa mentalitas profesional, disiplin tinggi, dan semangat juang yang menular ke pemain muda.
Peran di Lapangan: Lebih dari Sekadar Pemain
Manahati dikenal sebagai pemain yang tidak neko-neko. Ia bermain dengan efisien, penuh determinasi, dan tak segan melakukan pengorbanan demi tim. Di Malut United, ia menjadi pilar pertahanan, sekaligus pemimpin dalam setiap laga.
Dengan pengalaman bermain di berbagai level kompetisi, ia menjadi penyeimbang dalam tim. Saat pemain muda gugup, Manahati menjadi penenang. Saat pertandingan berlangsung keras, ia menjadi penjaga ritme. Dalam banyak momen penting, kehadirannya di lapangan memberi rasa aman bagi seluruh tim.
Lebih dari itu, ia juga kerap memberi arahan langsung pada rekan-rekan setim—menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak selalu butuh ban kapten, tapi konsistensi dan tanggung jawab.
Dampak di Luar Lapangan
Selain di lapangan, pengaruh Manahati terasa kuat di luar pertandingan. Ia sering terlibat dalam aktivitas komunitas dan pengembangan pemain muda. Dalam beberapa kesempatan, ia menyampaikan pentingnya kerja keras, disiplin, dan pendidikan bagi pemain muda yang ingin meniti karier profesional.
Kehadirannya juga menjadi magnet bagi Malut United dalam membangun identitas klub yang kuat dan berbasis nilai-nilai lokal. Ia menjadi ikon klub, bukan karena popularitas semata, tapi karena komitmen pada proyek jangka panjang dan kecintaannya pada tanah asal.

Misi Besar: Membawa Malut United ke Level Tertinggi
Bagi Manahati, bergabung dengan Malut United bukan sekadar bermain di Liga 2. Ia membawa visi besar: menaikkan level sepak bola Maluku Utara dan membawa klub ini bersaing di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Dengan kombinasi pemain muda berbakat dan figur senior seperti dirinya, Malut United kini menjadi salah satu klub paling progresif di kawasan timur. Manahati percaya, dengan kerja keras dan dukungan masyarakat, klub ini bisa menjadi representasi kuat dari timur Indonesia.
Penutup
Manahati Lestusen bukan hanya pemain bola, ia adalah simbol pengabdian pada daerah asal. Kepulangannya ke Malut United bukan langkah mundur, tapi langkah strategis untuk membangun warisan. Di usianya yang masih ideal, ia tetap kompetitif dan menjadi panutan.
Dengan segala pengalaman, dedikasi, dan semangatnya, Manahati adalah fondasi kuat bagi masa depan Malut United. Ia adalah bukti bahwa sepak bola bukan hanya soal karier, tapi juga soal memberi kembali—dan di Malut United, ia menemukan tempat terbaik untuk mewujudkan misinya.