Di dunia sepak bola, tidak banyak pemain yang mampu membangun hubungan emosional yang kuat dengan satu klub sepanjang kariernya. Namun, Faris Aditama adalah pengecualian. Ia adalah simbol kesetiaan, semangat juang, dan cinta tanpa syarat kepada klub kebanggaannya, Persik Kediri.
Sebagai putra daerah Kediri, Faris bukan hanya pemain profesional biasa. Ia adalah sosok yang telah menyatu dengan identitas Persik, membawa semangat warga Kediri ke lapangan, dan menjadi bagian dari sejarah panjang klub — dari kejayaan hingga kebangkitan kembali.
Profil Singkat Faris Aditama
- Nama lengkap: Faris Aditama
- Tanggal lahir: 19 Februari 1988
- Tempat lahir: Kediri, Jawa Timur
- Posisi: Winger / Penyerang sayap
- Nomor punggung: 87
- Kaki dominan: Kanan
Faris dikenal sebagai pemain dengan kecepatan, kreativitas, dan etos kerja tinggi. Di usia yang tak lagi muda untuk pesepak bola, ia tetap menjadi andalan di lini serang Persik, baik sebagai starter maupun super-sub yang mampu membangkitkan semangat tim saat dibutuhkan.
Awal Karier: Anak Kediri yang Mewakili Daerahnya
Faris mengawali karier profesionalnya di Persik Kediri pada pertengahan 2000-an. Sejak usia muda, ia sudah menunjukkan bakat luar biasa sebagai pemain sayap yang lincah dan agresif. Dengan latar belakang sebagai putra asli Kediri, dukungan suporter untuk Faris pun tak pernah surut.
Setelah sempat merantau ke beberapa klub seperti Persepam Madura United, PSS Sleman, dan Martapura FC, Faris akhirnya kembali ke pelukan Macan Putih. Kepulangannya disambut dengan antusiasme besar, karena Persikmania tahu: Faris bukan hanya pemain, tapi bagian dari keluarga.
Gaya Bermain: Cepat, Licah, dan Penuh Semangat
Sebagai winger, Faris Aditama memiliki keunggulan dalam akselerasi dan dribel satu lawan satu. Ia sering menjadi mimpi buruk bagi bek lawan karena mampu menusuk dari sisi sayap dan memberikan umpan silang akurat atau bahkan mencetak gol sendiri.
Ciri khas permainan Faris antara lain:
- Sprint tajam di sisi sayap
- Crossing akurat ke dalam kotak penalti
- Insting mencetak gol yang baik untuk pemain sayap
- Teknik individu solid untuk melewati lawan
Meski usia terus bertambah, Faris tetap mampu bersaing dengan pemain-pemain muda berkat kecerdasan bermain dan pengalaman panjangnya di berbagai level kompetisi.
Kontribusi Besar dalam Kebangkitan Persik
Saat Persik berjuang di Liga 3 dan Liga 2, Faris Aditama adalah salah satu pemain senior yang memegang peran vital. Ia membantu membimbing pemain muda, menjaga moral tim, dan tentu saja, memberi kontribusi nyata di lapangan.
Salah satu momen paling dikenang terjadi pada final Liga 2 2019, ketika Persik mengalahkan Persita dan berhasil promosi ke Liga 1. Faris turut andil dalam perjalanan penuh perjuangan itu — bukan hanya sebagai pemain, tetapi juga sebagai motivator dan pemimpin.
Kehadirannya dalam skuad bukan semata untuk mengisi kuota pemain senior, tetapi sebagai sosok inspiratif yang bisa menjadi panutan. Ia adalah pengingat bahwa pengalaman dan loyalitas tetap relevan di tengah sepak bola modern yang cepat berubah.
Ikon Suporter dan Pemain yang Dicintai
Tak bisa dipungkiri, Persikmania menaruh rasa cinta dan hormat besar pada sosok Faris Aditama. Setiap kali ia masuk lapangan, tepuk tangan menggema dari tribun. Ia adalah pemain yang mampu membangun hubungan emosional dengan fans, bukan lewat kata-kata, melainkan melalui dedikasi nyata di lapangan.
Faris kerap dijuluki sebagai "legenda hidup Persik", bukan karena pencapaian individual semata, tetapi karena ketulusan cintanya terhadap klub. Ia tidak pernah menjadikan Persik sebagai batu loncatan, melainkan sebagai rumah untuk kembali dan berjuang.
Menjadi Panutan Generasi Muda
Kini, dengan statusnya sebagai pemain senior, Faris juga memainkan peran penting dalam membina pemain muda di skuad Persik. Ia sering memberi arahan, menjadi mentor di latihan, dan menjaga semangat tim dalam kondisi apapun.
Di tengah persaingan yang makin ketat, kehadiran sosok seperti Faris sangat krusial. Ia menjaga identitas lokal dalam tubuh klub dan memastikan bahwa semangat “Kediri asli” tetap hidup di skuad Macan Putih.

Masa Depan dan Warisan
Meski kini berada di usia 36 tahun, Faris Aditama belum menunjukkan tanda-tanda menyerah. Ia tetap menjaga kondisi fisik dan terus memberikan kontribusi. Namun, jika suatu hari ia menggantung sepatu, tak diragukan lagi ia akan dikenang sebagai salah satu pemain terbesar dalam sejarah Persik Kediri.
Warisannya tidak hanya berupa gol atau assist, tetapi juga semangat, kesetiaan, dan ketulusan — sesuatu yang jauh lebih berharga dan abadi.
Penutup
Faris Aditama bukan sekadar pemain — ia adalah bagian dari jiwa dan sejarah Persik Kediri. Dengan pengabdian panjang, semangat tanpa batas, dan cinta tulus pada klub, ia telah menorehkan kisah luar biasa yang akan terus hidup dalam ingatan para pendukung Persik.
Di tengah gemerlap transfer besar dan pemain asing, Faris adalah pengingat bahwa pemain lokal, jika bermain dengan hati, bisa memiliki tempat spesial yang tak tergantikan.